Monday, February 18, 2019






Keinginan untuk kuliah sudah aku tetapkan sejak memasuki SMA. Pada saat itu, aku tau bahwa keluargaku bukanlah keluarga yang mampu untuk membiayai anaknya untuk sekolah di Universitas. Namun, hal itu tidaklah mematahkan keinginanku dan aku berjuang untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi agar tidak menjadi membebani keluarga untuk biaya kuliah yang tentunya tidak murah. 


Untuk dapat memasuki Universitas dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi tentunya tidaklah mudah, di sekolahku, apabila ingin berkuliah maka siswa harus berusaha untuk mengurus pendaftaran itu sendiri, bahkan dari penginputan nilai.


Aku ingat sekali bahwa saat itu aku mencoba SNMPTN, PTKIN, Beasiswa Holcim, PMDK PNJ dan itu semua gagal, dan aku juga mengikuti SBMPTN tanpa mengharapkan lolos karena tidak percaya diri dan juga mempersiapkan berkas untuk mendaftar beasiswa UIN Perbandingan agama apabila tidak lolos di SBMPTN. Namun ternyata, dari semua usahaku itu, aku lolos di SBMPTN Universitas Negeri Jakarta Jurusan PPKn, dimana aku sama sekali tidak berharap banyak dari hal itu karena tentu persaingannya tinggi dan ujian tertulis yang sulit. Saat itu pengumumannya dibacakan oleh temanku setelah kami berbuka puasa. Di hari itulah aku mengabarkan kabar bahagia kepada ibuku, karena di tahun itu, Allah telah menjemput bapa untuk berada di samping-Nya. Aku membayangkan, betapa bahagianya bapa mendengar kabar diterimanya aku kuliah dan mendapat beasiswa Bidikmisi, karena bapa sangat mendukung aku untuk berkuliah sampai sebelum beliau meninggal, beliau menitipkan aku pada kaka-kakaku untuk mendukung adiknya yang ingin berkuliah. Aku sangat bersyukur bisa kuliah, dan dari semua usaha yang ku lakukan, tentunya tidak terlepas dari "Kekuatan Doa" dari orangtua, dan dari orang-orang yang mengasihiku. Aku sangat bersyukur memiliki mereka.


Di keluargaku, tidak ada yang berkuliah, kaka-kakaku tidak ada yang berkuliah, dan akulah anak yang memang tinggi harapannya untuk mengejar cita-cita bahkan berani menetapkan mimpi untuk berkuliah di luar negeri. Ya semuanya memang "Berawal dari Mimpi" dari yang tidak mungkin menjadi mungkin, mengubah keadaan dengan tekad dan doa yang kuat, dan aku serahkan semua usahaku pada Allah. 


Ketika berkuliah ternyata tidak mudah, hidup sendiri tanpa sanak saudara, tinggal di Ibukota Indonesia yakni Jakarta perjuangannya sangat luar biasa selama 4 tahun. Mengalami keadaan kelaparan, kesedihan, kerinduan, kesakitan, kesulitan tentunya pasti dialami oleh semua yang merantau. Dan tentunya, dalam perjuangan itu, tidaklah terlepas dengan dipertemukannya dengan orang-orang baik yang tentu Allah kirimkan untuk membantuku berkelana.


Selama berkuliah, aku menyibukkan diri dalam kegiatan yang kusenangi, yakni berkesenian. Jujur aku menghabiskan banyak waktu di sebuah organisasi Seni tingkat Universitas yakni di Unit Kesenian Mahasiswa Subunit Seni Suara. (To be continued)


6 Agustus 1996-2018
"I AM 22th YEARS OLD"

Hidup indah, berjuang dalam nafas
Miliki kekasih dalam ikatan keluarga, dan persaudaraan
Senyum bahagiakan hati
Dalam 22 tahun nafasku


Kutipan Ir. Soekarno Bapak Presiden RI Ke-1, Bapak Berkharisma, Pemimpin yang Disegani Dunia

  1.    1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan ...