Sunday, July 28, 2019

"Karena untuk Kembali, Butuh Bekal yang Terisi"

"Karena untuk Kembali, Butuh Bekal yang Terisi"

Minggu, 28 Juli 2019


Semua pada akhirnya akan pergi
Melakukan perjalanan kembali sampai diakhir nanti
Dalam kehidupan ini, apakah sudah kau siapkan untuk bekalmu nanti?

Cukup tak cukup bekalmu nanti, waktu akan menggusurmu pergi
Entah kapan itu terjadi, tapi bekal harus kau siapkan kini
Sedikit-sedikit kau siapkan, dengan harapan kau bisa sampai dengan baik 
Pada tempat dimana kau akan kembali dan berharap akan bertemu dengan-Nya nanti

Jika kau habiskan waktumu kini hanya dengan kebahagiaan yang sementara terjadi
Maka itu akan mengaburkan pikiranmu akan kebahagiaan lain yang kekal nanti 
Apa yang membuatmu menunggu untuk persiapan kembali?
Sedangkan waktu datang tanpa notifikasi
Jika ia datang, maka itulah waktumu untuk kembali
Tak bisa kau reschedule atau meminta  menyusul nanti

Siapkah kau untuk kembali
Jika Tidak......Maka usahakanlah bekalmu sudah terisi
Sehingga dalam perjalananmu nanti
Kau tidak menangisi waktu yang telah pergi


"Bersabar dan Memberi Maaf"

"Bersabar dan Memberi Maaf Lebih Baik Daripada Mengambil Pembalasan"


Q.S. Asy-Syura (42) : 39-43

39. Dan bagi orang-orang yang apabila mereka diperlakukan dengan zalim, mereka membela diri.

40. Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.

41. Dan sesungguhnya orang-orang yang membela diri sesudah teraniaya, tidak ada suatu dosapun atas mereka. 

42. Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.

43. Tetapi, orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan. 


"Jangan pernah bersedih karena sejatinya kemuliaan tidak pernah tertukar. Boleh jadi orang-orang yang menghina itulah yang lebih hina. Sebaliknya orang-orang yang dihinalah yang lebih mulia. Kalian tidak harus selalu membalas penghinaan dengan penghinaan, bukan? Bahkan cara terbaik menanggapi olok-olok dengan biasa-biasa saja. Tidak perlu marah. Tidak perlu membalas". (Hal. 29 "Tere Liye - Si Anak Pemberani").

Saturday, July 20, 2019

"CUKUP DIAM DAN BUKTIKAN"

"Cukup Diam dan Buktikan"

Ketika Dunia mengecammu bahkan merendahkanmu, cukuplah Diam dan Buktikan.
Diam bukan berarti tidak berbuat apa-apa. 
Karena Diam bukan berarti tidak berpikir, Karena Diam bukan berarti tak berusaha.

Seseorang yang menghargaimu hanya sebatas melihat apa yang kamu pakai, apa yang kamu miliki, tentulah tidak menunjukkan harga dirimu yang sebenarnya.
Karena hargamu yang utama, dilihat bukan dari kacamata saja.
Tetapi, dari apa yang kamu perbuat, meskipun kamu tak terlihat berharga. 

Banyak orang berlomba-lomba ingin terlihat berharga di hadapan mereka, mata-mata yang terpaku dengan pandangan saja.
Namun dibalik itu, ada orang-orang yang tak menginginkan untuk menarik pandangan orang lain pada dirinya hanya untuk sebatas mendapat pujian, pertemanan, ataupun hal-hal palsu lainnya.
Merekalah orang-orang yang mengejar suatu kebenaran dan kebaikan bukan hanya untuk dirinya tapi untuk orang lain juga. 

Kemanfaatan yang utama, Kebaikan yang utama, dan Kebenaran yang utama. 
Walaupun terdapat dalam dasar lautan yang sebenarnya bisa didapatkan dalam daratan, namun mereka berjuang dalam prinsip dan jalan yang bernilai. 
Hingga dimana, ketika Dunia mengecam, mengancam, bahkan mematikan. 
Mereka akan membuktikan bahwa bahkan dalam kematiannya pun mereka tetap dalam jalan yang benar.

"KETIKA HARGA DIRI TERSAKITI"

"Ketika Harga Diri Tersakiti"


Satu hal yang membuat tersakiti adalah ketika harga diri berada pada titik terendah yang menandakan ketidakberhargaan yang hanya diukur dari materi semata.

Dimana hal tersebut dibunyikan oleh orang terdekat yang mendengungkan telinga bahkan hingga pengang dan bahkan berdarah.

Benar ataupun Salah siapa peduli.
Karena yang merasa benar akan selalu berpikir bahwa dirinya benar walaupun sebenarnya salah.
Ya, semuanya kembali pada pikiran masing-masing.

Karena Pengadilan yang menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah adalah di Akhir Nanti, dengan Hakim Yang Seadil-Adilnya adalah Allah, Tuhan kalian semua.


Wednesday, July 10, 2019

Jika Aku Mati

Jika aku mati, aku tidak tahu apa yang terjadi nanti... ya semuanya tidak akan tahu
Entah itu gersang, mendung, atau deras hujan yang terjadi
Jika aku mati terlepaslah semua yang ku rasakan selama ini
Mereka  yang ku sayangi, mereka yang berarti

Jika aku mati, akan takutkah diri ini, atau bahagia untuk kembali
Dari Dunia fana yang sempat ku tinggali, menuju Akhirat tempat kekal ku nanti

Jika ak mati, dapatkah aku bertanggung jawab atas pemberian hidup selama ini?

Jika aku mati, siapkah aku menghadap Rabb-ku nanti?
Bahkan rasa pantaspun malu untuk ku miliki
Jika aku mati, berkabungkah aku atas diriku sendiri?
Menyesali apa yang telah terjadi dan tak bisa kembali lagi

Jika aku mati, diriku atau dunia yang menangis?
Jika aku mati, aku membayangkanmu hari ini

Rabu, 10 Juli 2019

Tentang Rasa #3

Semudah itu sebuah rasa hilang
Aku lebih memilih menghindari rasa dari satu sisi saja
Kemudiam rasa yang pahit hinggap berkali-kali
Dan ku harap rasa itu tidak ku benci.....

Kutipan Ir. Soekarno Bapak Presiden RI Ke-1, Bapak Berkharisma, Pemimpin yang Disegani Dunia

  1.    1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan ...