Friday, December 21, 2018

"Ya Allah, Kenapa Hatiku Gelisah?"

Kutipan dari buku berjudul "Ya Allah, Kenapa Hatiku Gelisah?" Karya : Robi Afrizan Saputra



Seseorang bisa membeli tempat tidur dan kasur yang begitu empuk dan mahal, namun ia tak akan pernah bisa mampu membeli tidur yang nyenyak.
Seseorang bisa membeli obat-obatan yang mahal, namun ia tak akan pernah bisa membelli kesehatan.
Seseorang bisa menyewa rumah sakit mewah bertaraf internasional dengan dokter spesialis yang lengkap, namun ia tak akan pernah mampu membeli nyawa dan kehidupan.
Seseorang bisa membeli rumah megah dan kendaraan mewah, namun ia tak akan pernah mampu membeli kedamaian jiwa dan ketenangan hati manusia.
Karena itu, jangan pernah merasa tidak cukup. Merasa cukuplah dengan segala apa pun yang kamu punya. Jangan lupa untuk mensyukurinya. Sebab, dengan bersyukur kamu akan bahagia.
Tundukkan ego dan nafsumu, raihlah kebahagiaan dalam hidupmu.

Agar Hatimu Merasakan Ketenangan

Sedikit apa pun uangmu, pasti akan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sebanyak apa pun uangmu, tidak akan pernah cukup untuk memenuhi gaya hidup.
Karena itu, merasa cukuplah.
Bersyukurlah dengan apa yang kamu miliki pada saat ini. 
Sebab, dengan bersyukurlah, maka kamu akan meraih ketenangan hati.

Friday, December 7, 2018

Anak


Dorothy Law Nolte menyatakan: 




Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri.
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri.
Jika anak dibesarkan dorongan, ia belajar percaya diri.
Jika anak dibesarkan pujian, ia belajar menghargai.
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan, ia belajar kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar kepercayaan.
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar mengenali diri.
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.




Fitri, Agus Zaenal. 2012. Reiventing Human Character: Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, hlm.117

Cerita #1 Napas


NAPAS

Hahhhh...Hahhhh...Huhhfftt...Huffftt....Hahhhh....Huffttt..Hemmmmmmmmmmmmmmmm..
Kemudiann....
Suara tangis kecil melengking terdengar dalam jarak dekat wanita yang sedang kelelahan itu....
Dan wanita itu tersenyum bahagia dalam perjuangannya.

Pertemuan
Dokter... itukah  bayiku....... (Terang ia pada layar).
Oh nak.. ibu dan ayah sangat senang dengan hadirnya kamu. (Elus tangan sang ibu pada perutnya).
Kamu adalah kebahagiaan pelengkap kami dikeluarga kecil ini. (Dekap sang ayah pada keduanya).

Berbulan
Aku tak nafsu makan, aku sulit tidur, aku mual, badanku sakit, badanku lemas (Rasa Wanita yang akan menjadi ibu itu).
Perasaanku mudah tersinggung, aku ingin mendapat penuh perhatian......
Aku, ada hal yang berubah dariku semenjak hadirnya ia dalam tubuhku (Orang-orang membicarakan hal itu dg ‘ngidam´atau memang gejala yang sering dirasakan para calon ibu).
Berat badanku bertambah, badanku kini mendua, dg kehadiranmu nak, aku harus membagi hidupku denganmu yang ada dalam rahimku.
Sakitku Sirna, tak ku hiraukan, dengan sabar penuh penantian dan harapan kami bisa segera bertemu denganmu nak.

Hari yang di Nanti
Hari itu....
Hal yang  kami nanti hadir di dunia ini. Tangisan yang berharga yang telah dihembuskan oleh-Nya dan dititipkan kepada kami untuk mendidiknya. Nyawa lain yang hidup tumbuh dalam rahimku akhirnya datang ke dunia ini dengan perjuangan sebuah napas, dan ia berharil pula datang ke dunia ini dengan sebuah napas kehidupan yang Allah berikan untuk semata-mata beribadah kepada-Nya.

Anakku.... Engkaulahh yang ku perjuangkan dalam napasku
Engkaulah yang kami perjuangkan dalam napas hidup kami
Anakku... Selamat datang dalam kehidupan di bawah napas-Nya
Bernapaslah dengan hidup untuk-Nya karena kita semua, ibu, ayah, dan kamu,akan kembali pada-Nya. (Cium ayah dan ibu untukmu anakku, ‘Latifa Hayyu Islamiddin’)

Puisi #2 Energi

ENERGI
Ayooooooo....... (kekuatan untuk bergerak)
Semangatttt..... (Kekuatan untuk bertahan)
Kamu Bisa...... (Kekuatan untuk mencapai akhir)
Jangan Menyerah.... (Kekuatan untuk terus berharap)
Ingatlah Mereka..... (Kekuatan untuk mendoktrin diri perjuangan orang lain untuk diri kita)
Kamu harus terus Berjuang..... (Kekuatan untuk menghadapi kenyataan, bahwa perjuangan ini berakhir)
Hidup itu Energi
Kelurga itu Energi
Sahabat itu Energi
Berharap itu Energi
Cinta itu Energi
Kemiskinan itu Energi
Ketidakberdayaan itu Energi
Sakit hati itu Energi
Kejatuhan itu Energi
Kekalahan itu Energi
Kesendirian itu Energi
Ketidakrupawan itu Energi
Ketidaktahuan itu Energi
Ujian itu Energi
Dosa itu Energi
Kebaikan itu Energi
Senyum itu Energi
Berbagi itu Energi
Kasih Sayang itu Energi
Rindu itu Energi
Surga itu Energi
Al-Qur’an itu Energi
Dan Sebaik-Baiknya Energi adalah yang Maha Memberikan Energi “Allah”.

Kutipan Ir. Soekarno Bapak Presiden RI Ke-1, Bapak Berkharisma, Pemimpin yang Disegani Dunia

  1.    1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan ...