Tuesday, June 4, 2019

"Panggilan Untuk Kembali"

(Di malam menuju Syawal 1440 H) Selasa, 4 Juni 2019

Diciptakan untuk melengkapi
Dihadirkan untuk mengabdi
Dan dihidupkan untuk kembali


Ketika masih bisa bernafas
Sering terlalaikan persiapan untuk kembali
Sedangkan waktu pergi, tak tentu, namun jika datang waktu untuk kita pribadi, maka apapun yang terjadi, kita harus pergi.

Sebagian kecil menginginkan panggilan untuk kembali
Sebagian besar mengingkari untuk kembali.

Walau imingan kebahagian lebih besar diakhir nanti, rasa takut karena kegelapan diri menutup mata dan enggan untuk kembali.

Siapa yang bisa menolak?
Karena panggilan ini adalah mutlak
Kapanpun ia berdering, otomatis terangkat dan membawa kita kembali bersama waktu yang tak pasti.

Bagaimana kita nanti, tergantung bagaimana persiapanmu untuk kembali.


Dan Siapkah kita menghadap Yang Memanggil kita nanti?
Sampai manakah persiapanmu saat ini?
Maka tanyakanlah selalu pada diri, agar jauh dari sikap tak tahu diri.

Monday, June 3, 2019

Percaya #2

Gelap dan Cahaya 

Ketika banyaknya ujian menghampiriku secara bertubi-tubi
Lantas diriku menghadapinya dengan berbagai tekanan dalam pikiran dan hati
Dan kemudian hamba hanyalah sebatas hamba yang tak berdaya tanpa yang disembah-Nya
Kemudian dalam setiap pertemuan berbicara dengan-Nya dan memohon dengan tangisan tak berdaya
Hingga dalam hati terucap kata "Aku mohon Ya Allah, sudahi ujian ini" 
Dalam keputusasaan dan pedihnya diri aku mendekatkan diri 
Karena dalam setiap pengkhianatan yang aku lakukan
Tetaplah Engkau yang menjadi tujuan akhir dan tempat pertolongan setiap hamba
Dalam keseriusan permohonan itu
Dan tak lama Engkau memindahkan awan gelap sehingga cahaya mampu menyinariku kembali

Dan disaat itulah, aku merasa Engkau sangat mencintaiku dengan banyaknya kebahagiaan di hari-hariku yang mana sungguh aku tak pantas mendapatkannya. 
Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang bersyukur dalam kesedihan dan kesenangan.
Dan kata maaf yang mampu terucap atas segala kekufuran, pengkhiatanan, dan ketidakpedulian atas kehadiran-Mu yang membantuku selalu.

Percaya #1

Aku percaya, Tuhan sedang mengamatiku
Aku percaya, Tuhan sedang menantiku
Aku percaya, Tuhan sedang mengujiku
Dan Aku percaya, Tuhan sedang mengasihiku

Tentang Rasa #4



“Teruntuk pemuda yang Allah ciptakan dan takdirkan untuk menjadi pendampingku kelak”.

Aku ini wanita sederhana
Tak memesona dalam riasan maupun pakaian

Aku ini wanita yang banyak kekurangan yang memiliki banyak mimpi yang ingin digapai
Salahsatunya adalah dapat menjadi pendamping yang baik denganmu kelak, laki-laki baik yang Allah hantarkan dan takdirkan untukku.

Aku tak tahu kamu dimana, seperti apa, siapa, apakah orang yang aku kenal, atau orang asing yang tak aku kenal?

Tapi aku yakin seyakin-yakinnya bahwa Allah tahu siapa kamu, seperti apa kamu dan bagaimana mempertemukan kita kelak. “Dan aku bergantung pada-Nya”. Aku tidak tahu bagaimana aku yakin bahwa kamu adalah jodohku, ketika kita bertemu, aku tidak tahu bagaimana aku akan mengalahkan rasa takut, bingung dan keraguan dalam memilihmu. Tapi aku yakin, bahwa Allah akan membantuku dalam memilihmu.
Teman Hidupku,

"Seandainya aku tak pernah bertemu denganmu"

Jika aku tidak pernah bertemu dengannya
Aku pasti tidak akan merindukan dia
Jika aku tidak pernah mengenalnya
Aku pasti takkan selalu memikirkan dirinya
Jika kita tidak pernah bersama
Aku pasti takkan meninggalkanmu
Jika aku tak mencintainya......
Aku pasti tak perlu mengingat dirinya
Jika aku tidak mencintainya
Kita tidak perlu saling berpisah
Jika kita tidak pernah bertemu......
Pasti kita tidak akan pernah bersama.

Seandainya aku tak pernah bertemu denganmu.
(Hae Soo, from Drama Scarlet Heart Ryeo)

"Bapa"

7, 8, 9 Juni 2014

Sabtu itu, aku sama sekali tidak berkomunikasi dengan Bapaku dari pagi hingga menjelang siang terlebih lagi sedang mengajarkan les privat mengaji bersama Anis. Bapaku begitu terlihat sehat dan dia sangat semangat siang hari setelah aku mengejar ngaji dan mengantar anak didikku pulang. Setelag menganta, aku langsung main ke ruma temanku Intan di Kekerean. Ketika sedang membaca komik, sebuah sms datang melalui hp temanku yang mana isinya menyuruhku agar segera pulang. Kejadiannya begitu cepat, ketika aku akan pulang, aku berdaya-tanya ada apa, aku pikir ada tamu, tapi ternyata pas aku lihat di luar rumah ga ada kendaraan dan ga ada tamu, tapi ketika aku masuk ke dalam rumah, Bapaku sudah koma tak berdaya. 

Aku disuruh mamah untuk mencari angkot supaya Bapaku dibawa ke Puskesmas, aku langsung lari ke perapatan Janala dan ada angkot tapi ketika aku bilang ke pa supir angkot dia ga mau bantu untuk bawa ayahku ke Puskesmas. Lalu ada seorang kaka-kaka yang baik yang ngeliat aku panik, dan dia menyarankan aku untuk meminta bantuan ke salahsatu rumah dekat situ yang memiliki mobil, dan ketika aku bilang beliau mau membantuku, beliau adalah Pa Dani (suatu saat jika aku ke Bogor, ke Janala, dan jika aku dipertemukan kembali dengannya dengan ke hendak Allah, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih kepadanya atas kebaikannya pada keluargaku). 

Setelah mobil Pa Dani datang ke rumahku, Bapaku segera dibawa ke Puskesmas Rumpin. Namun karena sudah dalam keadaan koma, dan tidak bisa diatasi oleh Puskesmas, maka Bapa dirujuk ke RS Cibinong. 

Mamahku bercerita bahwa sebelum ayahku koma, dia telah melaksanakan sholat dzuhur, berbincang dan memberikan wejangan dan mengingatkan Mamah dan Aa untuk segera sholat. Aku sedih karena tidak banyak berkomunikasi sama Bapa. Sebelum Bapa koma, kata Mamah kepalanya pusing, terus dia minum obat bintang 7 kemudian tidur, ga lama setelah tidur Bapa kejang, mulutnya berbusa dan mengalami gejala stroke, Ya Allah, pasti itu sangat terasa sakit. Aku belum sempat meminta maaf secara langsung sama Bapa. 

Ketika aku berada di RS Cibinong, aku tak kuasa menahan tangism karena aku sedih ngeliat keadaan Bapa yang sedang berjuang melawan rasa sakitnya. Di hidungnya dipasang selang untuk membantu menghirup oksigen, terus dari mulutnya terus mengeluarkan kotoran, aku menangis waktu itu. Namun Aa dan Mamah mengingatkanku untuk jangan menangis tapi berikanlah do'a supaya Bapa merasa tenang. Lalu, aku pergi ke musola untuk sholat dan meminta yang terbaik sama Allah S.W.T.

Malam itu, aku, Aa, Teteh, Mamah dan semuanya bermunajat kepada Allah, sesungguhnya aku meminta kesembuhan dan yang terbaik buat Bapa, dan Allah berkehendak dan sekitar pukul 23.00 WIB Bapa menghembuskan nafas terakhirnya dengan disaksikan hanya oleh Mamah di sebelah kanan Bapa dan aku di sebelah kirinya dengan memegang erat tangannya dengan menunduk (disitu aku tidak menyaksikan ketika Bapa menghembuskan nafas terakhir). Pada saat itu Mamah bilang padaku untuk memanggil Suster, setelah aku kembali ke kamar Bapa, disitulah aku menyaksikan kalau Bapa telah mendahului kita semua. 

Aku begitu syok, dalam pikiranku mengatakan ini adalah sebuah mimpi, tidak nyata, aku tidak mau ini terjadi. Tapi, kembali lagi, aku teringat firman Allah bahwa "setiap yang bernyawa pasti akan mati dan kembali kepada-Nya". Itulah yang membuatku berusaha untuk bersabar, dan aku sangat bersyukur karena Allah masih memberikanku Mamah, Aa, Teteh dan orang-orang yang menyayangiku. Semoga kami bisa belajar dari hal ini, dan lebih mengingat-Mu kembali, dan kumpulkanlah kami di surga-Mu nanti Ya Rabb. Amin.

Sunday, June 2, 2019

"Melangkah S1"

Jum'at, 27 Februari 2015


Bagi sebagian orang, kuliah pasti akan mudah karena memiliki uang untuk membayar biaya kuliahnya. Tapi bagi aku, bisa kuliah adalah seperti sebuah mimpi, yaa saking tinggi dan sulitnya, karena keluargaku bukanlah orang yang mampu untuk membayar biaya kuliah, orangtuaku hanya lulusan SD, kedua kakakku tidak ada yang kuliah, makanya aku sangat mengincar untuk mendapatkan beasiswa. Tapi aku bangga memiliki orangtua yang tidak pernah memutuskan harapan anaknya yang tinggi dan pasti sulit bagi mereka. Orangtuaku adalah orang cerdas yang berpikiran terbuka dan selalu menyakinkan anaknya pasti bisa untuk menggapai mimpinya, dengan keyakinan yang mantap, karena rezeki sudah Alloh atur. Dan Allhamdulillah Alloh acc itu, mah,pa.

Kuliah adalah sesuatu yang aku dambakan saat pertama masuk SMA. Niat itu telah ada dan aku sampaikan keinginan itu pada semua orang, keluarga, teman, guru. Atas berkat rahmat Alloh dan kuasa-Nya hal itu bisa terwujudkan. Inilah aku Sari Handayani, Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Sosial Politik, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Jakarta, bertempatkan di Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur. 

Sebenarnya aku tidak hebat, karena ketika aku lolos SBMPTN pilihan kedua UNJ, saya sama sekali tidak belajar untuk tes tersebut, tapi saya percaya bahwa atas semua  yang terjadi, Alloh yang paling berperan di dalamnya, dan membantuku menggapai mimpiku. Btw, sebelum aku lolos di tes ini, segala proses jalur beasiswa dan tes aku jalani, dari mulai SNMPTN, beasiswa Holcim, PTKIN, PTS dan gagal, dan bahkan menyiapkan untuk daftar beasiswa Ushulludin UIN Jakarta, namun ternyata sebelum daftar ke UIN, Allhamdulillah aku lolos di SBMPTN yang mana tes tertulis tingkat nasional untuk masuk universitas pilihan yang tentunya cukup sulit. 

Aku percaya bahwa dengan lolosnya aku di tes SBMPTN adalah tentunya atas Do'a seluruh orang yang sayang padaku terutama Ibuku, dan aku percaya Allah acc itu dan mempunyai tujuan kenapa aku diarahkan ke Jakarta, ke UNJ, dan ke PPKn. 

Kini aku harus berjuang, tinggal selangkah lagi menuju S1 kawan, tinggal membidik lagi S2 ke Luar Negeri (berharap ke Korea) tentunya, dengan syarat harus udah punya penghasilan InsyaAllah di umur 25 tahun, aku ingin S2, bekerja atau menjadi entrepreneur, bahagiain orang-orang yang ku sayang dan menikah. 

Misi adalah membangun paradigma masyarakat agar maju. Bismillah dengan menyebut nama Alloh. Amin

"Bersyukur"

Sabtu, 28 Februari 2015


Betapa bersyukurnya aku berada di UNJ, terutama Kampus A pusatnya semua kegiatan mahasiswa. Meskipun Kampus UNJ tidaklah seelit kampus negeri lainnya, tapi banyak sekali hal positif yang didapatkan disini, meskipun biaya hidupnya mahal. Hee. But, let's we get positive things from what happen. 

Kampus ini berada di Ibukota Indonesia. Banyak tempat-tempat bersejarah yang bisa dikunjungi, gedung-gedung menjulang tinggi, event-event nasional or internasional, bisa sering bertemu sama artis dan menghadiri meet and great atau konser, tempat seseorang bisa mengubah nasibnya, tentunya dengan cara yang tepat. MasyaAllah banget deh... Kesempatan ini harus dimanfaatkan dengan baik, karena Allah telah memberikan tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik atau tidak. Bayangkan bisa ketemu dengan Presiden ditiap kali (CFD, zaman Pak Jokowi masih sering pergi kesana), bisa masuk TV dan ketemu artis-artis yang biasa sering dilihat di sosial media kalau di Jakarta bisa disamperin itu ke stasiun TVnya, hee. Weh banyak banget deh pengalamannya.

Btw, Selain itu, iman kita juga harus dijaga terus sob, soalnya banyak juga ujiannya yang mengarahkan kita ke hal-hal negatif, tapi kalau dari diri kita sendiri ga mau terjun ke hal kayak gitu, InsyaAllah kita akan selamat, hee. 

Bagi siapapun kalian yang pertama kali ke Jakarta untuk mengadu nasib ataupun kuliah, semoga selalu semangat untuk mengejar cita-cita yaaa dan jangan gadaikan keimanan atau kesucianmu demi kesenangan dunia semata, semoga kita semua selalu berada di jalan yang benar agar selamat Dunia dan Akhirat. Amin.

Saturday, June 1, 2019

"Pengalaman ke BADUY"

"BADUY"

8-10 Mei 2015

Pengalaman ke Suku Baduy, Banten bersama teman-teman se PPKn 2014 UNJ adalah hal yang tak mungkin untuk dilupakan. Dimana perjuangan, pelajaran, pengalaman yang sangat berharga didapatkan. Untuk dapat memasuki Baduy Luar maupun Dalam adalah sebuah perjuangan keras, dimana kami harus tetap bersemangat dan memorsil diri dengan tenaga-tenaga anak-anak yang sebenarnya bukan pendaki agar bisa sampai ditempat observasi. Medannya begitu jauh, naik bukit, licin, wah benar-benar terasa sekali capenya. Namun terasa malu dan termotivasi karena melihat Dosen seperti Ibu Metty dan Bu Yasnita yang semangat digaris depan yaitu Aku, Umami, dan Bu Metty untuk sampai di tempat tujuan. Ketika diperjalanan, rasa cape terasa terbayarkan, karena saya melihat awan ada di bawah kaki saya, sangat bagus. 

Kamu tahu BUDS, ternyata wanita-wanita di Baduy cantik-cantik, kulitnya putih dan laki-lakinya kuat-kuat, sampe anak kecil aja kuat banget bawa ember yang isinya minuman buat dijual. Wah, kita kalah deh apalagi dibandingin sama anak-anak kota, hee. Selain itu, wanita-wanita disana pintar membuat kain, karena saya ngeliat di Baduy Luar itu mereka banyak memproduksi kain dengan mesin yang masih konvensional. 

Btw, perbedaan Baduy Dalam dan Luar adalah Baduy Dalam masih tradisional gaya hidupnya dan sedikit banget bercampur dengan dunia luar, seperti menganut kepercayaaan Sunda Wiwitan, mereka sangat menjaga alam seperti tidak menggunakan barang kimia dalam kegiatannya seperti ga menggunakan shampu, sabun akan mencemari lingkungan, masih sangat taat dengan adat, bahasa sunda banten, banyak yang ga bisa bahasa Indonesia, dari pakaian hanya diperbolehkan memakai warna putih/hitam saja, kehidupan sangat sederhana, tidak ada kamar mandi, mereka mandi atau pun lainnya di sungai, memasak dengan alat tradisional, tidak ada penerangan  tapi mereka memiliki kegiatan usaha juga dengan membuat aksesoris khas Baduy, dan menjual madu Baduy yang terkenal asli. Tapi yang uniknya ternyata di Baduy Dalam ada warung yang jual jajanan seperti biasa yang kita temukan, kita bisa beli mie dan lainnya, yang menjual adalah orang dari desa lain, yang mana mereka berdagang disitu atas izin kepala adat dengan diberikan waktu 3hr kemudian mereka harus pergi dulu, lalu nanti balik lagi dan bisa berjualan lagi, alias tidak menetap lama selama berdagang. Sedangkan orang Baduy Luar sudah mengikuti zaman, mereka memakai pakaian yang dijahit, berwarna-warni dengan model beragam, menenun pakaian, rumah banyak yang sudah disemen, banyak yang bisa bahasa Indonesia, dan lainnya, intinya mereka lebih terbuka.

Pengalaman selama nginep 1 hr di Baduy Dalam adalah rasanya sama seperti di Kampung hanya ini lebih konvensional lagi, hal yang sulit adalah ketika menghadapi malam yakni ga ada cahaya sama sekali, benar-benar gelap, terus ga ada kamar madi, jadi apa-apa harus ke sungai. Udah gitu pas aku tidur disana seperti tidur di tengah-tengah bioskop yang sedang memutar film Werewolf, berisik banget, karena kononya kalau malem banyak anjing gunung pada turun ke pemukiman warga Baduy Dalem, makanya kebanyakan rumah mereka panggung supaya anjingnya g masuk ke dalam rumah.


"Sang Pencari Wifi"

"Sang Pencari Wifi"

Sabtu, 11 Juni 2016

Kebokean membuat aku menjadi pencari wifi sejati. Hee. Tak punya kuota internet mnyebabkan ketidaktahuan informasi khususnyamelalui WA dan lainnya yang membuat hal fatal sering terjadi seperti tidak bisa kuliah karena tidak tahu jadwalnya. Harga paket internet mahal menurutku mahal sekali yakni beli paket internet 33rb Tri dan hanya terpakai sekitar 2 minggu kurang. Hal itu sangat sayangkan, khususnya bagi penerima beasiswa Bidikmisi dan pengangguran seperti saya ini, hee, membeli kuota menjadi sangat berat karena uangnya lebih baik digunakan untuk makan saja. 

Untuk mengatasi kesulitan itu, maka saya menjadi pencari wifi-wifi gratis yang tersebar di berbagai pelosok UNJ bahkan sampai dikasih tau passwornya ataupun minta passwornya. Selain itu, menjadi pencari wifi gratis juga butuh perjuangan, misalnya kelas terpagi mulainya jam 8 pagi, oleh karena itu sebelum jam 8 saya harus sudah ada dikampus untuk mendapatkan koneksi internet dan supaya tahu jadwal kuliahnya jam berapa. Dan, saya sering juga pulang malem agar bisa mengerjakan tugas kuliah di kampus dengan koneksi internet gratis. 

Di zaman ini, kuota internet sebenarnya pentingggg bangett, karena berbagai informasi dan kemudahan lain di dapat dari situ, namun bagi sebagian lain dengan kondisi ekonomi yang sulit tentu membeli paket kuota tidaklah semudah itu untuk mendapatkannya. Saya bisa bertahan dengan hp tanpa koneksi internet berbulan lamanya, sebenarnya banyak juga kerugiannya seperti sering ketinggalan informasi, ga masuk kelas/bolos karena ketinggalan informasi ataupun kesulitan lainnya.

Sebenarnya perjuangan banget, tapi untungnya saya orang yang sering menganggap segala sesuatu itu mudah/simpel/tidak dibawa beban banget, dibawa happy aja, hee dan saya juga tipe orang yang memiliki banyak cara untuk mengatasi kesulitan yang ada walaupun tetap ada effort lebih untuk menyelesaikannya. 

Mencari wifi gratis sudah aku lakukan sejak lama, khususnya jika tidak ada uang. Sebuah hal yang unik dan bahkan ternyata bukan hanya saya yang sering mencari wifi gratis tapi mahasiswa lain juga kebanyakan begitu, baik untuk mengerjakan tugas, download film, ataupun mungkin mereka juga ada yang bernasib sama seperti saya. Hidup emang harus survival banget yaa. Biar pas hidup senang bisa indah dengan banyaknya kenangan tentang perjuangan hidup yang tidak mudah. Hee

Sebuah Jawaban


"Sebuah Jawaban"

6 Juni 2018
Sebuah jawaban yang aku harapkan
Tak tersampaikan dan hadir pesan yang menggelapkan hati
Sebuah keberanian dari sebuah kegelisahan
Akhirnya menemukan jawaban pasti tak terharapkan

Sebuah kekecewaan yang memastikan untuk berhenti
melangkah dan menoleh ke arah yang berbeda

Suatu jalan telah menunggu, tapi apakah jalan itu yang ku harapkan,
apa yang ada disana, segelap apakah jalan disana
dan seberapa menakutkannya jalan disana?

Dan kini langkahku terhenti dan menunggu keberanian lain
untuk menggerakkanku kembali

Kutipan Ir. Soekarno Bapak Presiden RI Ke-1, Bapak Berkharisma, Pemimpin yang Disegani Dunia

  1.    1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan ...