Saturday, June 1, 2019

"Pengalaman ke BADUY"

"BADUY"

8-10 Mei 2015

Pengalaman ke Suku Baduy, Banten bersama teman-teman se PPKn 2014 UNJ adalah hal yang tak mungkin untuk dilupakan. Dimana perjuangan, pelajaran, pengalaman yang sangat berharga didapatkan. Untuk dapat memasuki Baduy Luar maupun Dalam adalah sebuah perjuangan keras, dimana kami harus tetap bersemangat dan memorsil diri dengan tenaga-tenaga anak-anak yang sebenarnya bukan pendaki agar bisa sampai ditempat observasi. Medannya begitu jauh, naik bukit, licin, wah benar-benar terasa sekali capenya. Namun terasa malu dan termotivasi karena melihat Dosen seperti Ibu Metty dan Bu Yasnita yang semangat digaris depan yaitu Aku, Umami, dan Bu Metty untuk sampai di tempat tujuan. Ketika diperjalanan, rasa cape terasa terbayarkan, karena saya melihat awan ada di bawah kaki saya, sangat bagus. 

Kamu tahu BUDS, ternyata wanita-wanita di Baduy cantik-cantik, kulitnya putih dan laki-lakinya kuat-kuat, sampe anak kecil aja kuat banget bawa ember yang isinya minuman buat dijual. Wah, kita kalah deh apalagi dibandingin sama anak-anak kota, hee. Selain itu, wanita-wanita disana pintar membuat kain, karena saya ngeliat di Baduy Luar itu mereka banyak memproduksi kain dengan mesin yang masih konvensional. 

Btw, perbedaan Baduy Dalam dan Luar adalah Baduy Dalam masih tradisional gaya hidupnya dan sedikit banget bercampur dengan dunia luar, seperti menganut kepercayaaan Sunda Wiwitan, mereka sangat menjaga alam seperti tidak menggunakan barang kimia dalam kegiatannya seperti ga menggunakan shampu, sabun akan mencemari lingkungan, masih sangat taat dengan adat, bahasa sunda banten, banyak yang ga bisa bahasa Indonesia, dari pakaian hanya diperbolehkan memakai warna putih/hitam saja, kehidupan sangat sederhana, tidak ada kamar mandi, mereka mandi atau pun lainnya di sungai, memasak dengan alat tradisional, tidak ada penerangan  tapi mereka memiliki kegiatan usaha juga dengan membuat aksesoris khas Baduy, dan menjual madu Baduy yang terkenal asli. Tapi yang uniknya ternyata di Baduy Dalam ada warung yang jual jajanan seperti biasa yang kita temukan, kita bisa beli mie dan lainnya, yang menjual adalah orang dari desa lain, yang mana mereka berdagang disitu atas izin kepala adat dengan diberikan waktu 3hr kemudian mereka harus pergi dulu, lalu nanti balik lagi dan bisa berjualan lagi, alias tidak menetap lama selama berdagang. Sedangkan orang Baduy Luar sudah mengikuti zaman, mereka memakai pakaian yang dijahit, berwarna-warni dengan model beragam, menenun pakaian, rumah banyak yang sudah disemen, banyak yang bisa bahasa Indonesia, dan lainnya, intinya mereka lebih terbuka.

Pengalaman selama nginep 1 hr di Baduy Dalam adalah rasanya sama seperti di Kampung hanya ini lebih konvensional lagi, hal yang sulit adalah ketika menghadapi malam yakni ga ada cahaya sama sekali, benar-benar gelap, terus ga ada kamar madi, jadi apa-apa harus ke sungai. Udah gitu pas aku tidur disana seperti tidur di tengah-tengah bioskop yang sedang memutar film Werewolf, berisik banget, karena kononya kalau malem banyak anjing gunung pada turun ke pemukiman warga Baduy Dalem, makanya kebanyakan rumah mereka panggung supaya anjingnya g masuk ke dalam rumah.


No comments:

Post a Comment

Kutipan Ir. Soekarno Bapak Presiden RI Ke-1, Bapak Berkharisma, Pemimpin yang Disegani Dunia

  1.    1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan ...