Saturday, May 11, 2019


Nilai Pernikahan

Pernikahan memberikan rasa aman secara emosional dan psikologis bagi seseorang. Pernikahan juga memberi kesempatan untuk berbagi rasa, pengalaman, dan cita-cita (gagasan) dengan seseorang yang dicintai. (Rathus, dkk.: 412).

Dengan demikian, perkawinan mengizinkan (mengabsahkan) dan sekaligus membatasi hubungan seksual. Hal ini memperkenankan pasangan untuk menerima bahwa anak-anak yang dilahirkan oleh istri, juga merupakan milik suaminya. Perkawinan juga merupakan lembaga tempat anak-anak didukung dan disosialisasikan untuk menerima norma-norma keluarga dan budaya. Hal ini mengizinkan pengalihan kekayaan secara tertib dari satu keluarga dan generasi ke keluarga dan generasi lainnya. (Rathus, dkk.: 411).

Bila diperhatikan dengan sungguh-sungguh, maka janji-janji perkawinan itu sangat berarti dan tak terbatas.

Penyelidikan Perjanjian Baru mengungkapkan penegasan atas monogami dan perkawinan. Hanya ada pernyataan negatif tentang perzinahan. King James Version menggunakan kata fornication (perzinahan) untuk menggambarkan ketidaksucian atau segala jenis seks terlarang, termasuk hubungan seks di luar perkawinan. Perjanjian Baru meneguhkan perkawinan. Hubungan seksual ditempatkan secara tegas dalam konteks perkawinan.

Sumber : Hershberger, Anne Krabill. 2008. Seksualitas Pemberian Alloh. Jakarta: Gunung Mulia.

No comments:

Post a Comment

Kutipan Ir. Soekarno Bapak Presiden RI Ke-1, Bapak Berkharisma, Pemimpin yang Disegani Dunia

  1.    1. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan ...